Didier Drogba Membela Jose Mourinho dari Tuduhan Rasisme

Didier Drogba, legenda sepak bola asal Pantai Gading, tampil membela mantan pelatihnya, Jose Mourinho, dari tuduhan rasisme yang dilayangkan oleh klub Turki, Galatasaray. Drogba, yang pernah bekerja sama dengan Mourinho selama masa kejayaan Chelsea, menegaskan bahwa pelatih asal Portugal itu sama sekali bukan sosok yang rasis. Melalui akun resmi X-nya pada Rabu, Drogba menulis, “Saya telah mengenal Jose selama 25 tahun, dan dia bukan seorang rasis. Sejarah membuktikannya. Bagaimana mungkin ‘Ayah’ saya seorang rasis? Ayolah, kawan.”
Tuduhan rasisme terhadap Mourinho bermula dari komentarnya usai laga imbang 0-0 antara Fenerbahçe melawan Galatasaray di RAMS Park, Selasa (25/2). Mourinho memuji wasit asal Slovenia, Slavko Vincic, sambil menyindir wasit asal Turki. “Semua orang di bangku lawan melompat seperti monyet. Jika itu adalah wasit Turki, mereka akan segera memberikan kartu, dan saya harus melepaskan pemain dalam satu menit,” ujar Mourinho. Komentar ini langsung memicu kontroversi dan dianggap mengandung unsur rasisme oleh Galatasaray.
Menanggapi hal tersebut, Galatasaray secara resmi mengumumkan niat mereka untuk memproses secara pidana pernyataan Mourinho. Klub tersebut juga berencana melaporkan kasus ini kepada UEFA dan FIFA. “Dengan ini kami secara resmi menyatakan niat kami untuk memulai proses pidana sehubungan dengan pernyataan rasis yang dibuat oleh Jose Mourinho, dan karenanya akan mengajukan keluhan resmi kepada UEFA dan FIFA,” bunyi pernyataan resmi Galatasaray.
Namun, Drogba tampil sebagai pembela utama Mourinho. Sebagai mantan pemain yang pernah merasakan langsung kepemimpinan Mourinho di Chelsea, Drogba menegaskan bahwa pelatih berusia 61 tahun itu selalu menghargai semua orang tanpa memandang latar belakang. “Saya melihat komentar-komentar tentang Jose Mourinho. Saya telah mengenal Jose selama 25 tahun dan dia bukan seorang rasis. Sejarah (masa lalu dan masa kini) membuktikannya,” tulis mnctoto.
Dukungan Drogba ini bukan tanpa alasan. Selama karirnya, Mourinho dikenal sebagai pelatih yang mampu mempersatukan pemain dari berbagai latar belakang budaya dan etnis.
Di Chelsea, misalnya, Mourinho membawa tim yang terdiri dari pemain-pemain seperti Drogba, Michael Essien, dan Frank Lampard untuk meraih gelar juara Liga Premier. Hubungannya dengan para pemain, terutama Drogba, selalu diwarnai dengan rasa saling menghormati dan kekeluargaan.
Meski demikian, kontroversi ini tetap menjadi sorotan media dan penggemar sepak bola. Mourinho sendiri belum memberikan pernyataan lebih lanjut mengenai tuduhan tersebut. Namun, dukungan dari mantan pemain seperti Drogba bisa menjadi bukti bahwa Mourinho tidak bermaksud melakukan tindakan diskriminatif.
Sementara itu, Galatasaray tetap bersikeras untuk melanjutkan proses hukum. Mereka menilai komentar Mourinho telah melukai harga diri dan martabat klub serta wasit asal Turki. Kasus ini pun berpotensi menjadi sorotan lebih besar jika UEFA dan FIFA memutuskan untuk turun tangan.
Dalam situasi seperti ini, dukungan dari sosok-sosok seperti Didier Drogba menjadi penting untuk memberikan perspektif yang lebih seimbang. Meski kontroversi terus bergulir, satu hal yang pasti: Mourinho tetap menjadi figur yang dihormati oleh banyak pemain yang pernah bekerja sama dengannya, termasuk Drogba.